Akhi, Engkau Merdeka

Akhi, ragamu merdeka walau dibalik terali besi
jiwamu merdeka meski dibelenggu
Jika pada Allah engkau berpegang selalu
Maka makar musuh takkan bisa memusnahkanmu

Akhi, telah jemukah engkau berjuang?
Membuang jauh senjatamu berperang
Lalu siapa lagi yang kan obati luka pasukan?
Dan panji-panji itu siapa lagi yang kan kibarkan?

Akhi, hari ini aku kan menjelma palu besi yang keras
Dengannya akan kulantakkan batu gunung yang menjulang keatas
Esok, aku akan menghapusnya dengan pukulan penghabisan
Segala kepala-kepala ular itu, hingga hancur berkepingan

Seandainya kau tangisi kematianku
Dan kau siram pusaraku dengan air mata
Maka diatas tulangku yang hancur luluh
Nyalakanlah suluh api kebangkitan
Dan bergeraklah menuju gerbang kejayaan umat

Sesungguhnya kematianku adalah sebentuk perjalanan
Bertemu kekasih yang sedang merinduiku
Bahkan taman-tamanNya bahagia menerimaku
Dan burung-burung berterbangan riang menyambutku
Maka bahagialah aku berada disana

Akhi, aku takkan pernah jemu dari berjuang
Dan takkan pula kucampakkan senjataku
Bila aku mati, maka aku syahid
Dan engkau akan terus maju dengan gemilang

Aku akan menuntut pamrih, tapi pamrihku untuk Rabb dan Dien
Dan akan terus melangkah diatas jalanku dengan sepenuh yakin
Sampai datang kemenangan dan kemuliaan
Atau kembali kepada Rabbku di negeri yang kekal

* Syair Terakhir Sayyid Quthb Rahimahullah sebelum menghadapi tiang gantungan.

Jangan Meninggalkan Amal

Jangan meninggalkan amal karena takut tidak ikhlas. Beramal sambil meluruskan niat lebih baik daripada tidak beramal sama sekali. 

Jangan meninggalkan dzikir karena ketidakhadiran hati. Kelalaianmu dari zikir lebih buruk daripada kelalaianmu saat berdzikir.

Jangan meninggalkan tilawah karena tak tahu maknanya. Ketidaktahuan makna dalam tilawah masih lebih baik daripada ketidakmauan membaca firmanNya.

Jangan meninggalkan dakwah karena kecewa. Kesabaranmu bersama orang-orang shalih lebih baik daripada kesenanganmu bersama orang-orang yang tidak shalih. 

Jangan meninggalkan amanah karena berat. Beratnya amanah yang kau emban sebanding dengan beratnya timbangan amal yang akan kau dapatkan.

Jangan meninggalkan medan juang karena terluka. Kematian di medan juang lebih baik daripada hidup dalam keterlenaan. 

Jangan meninggalkan kesantunanmu karena lingkungan kasar. Santunmu saat dikasari hanya akan menambah kemuliaan dan mengundang simpati.

Ya Allah, Yang Membolak Balik Hati ini, tetapkan Hati ini kepada DIEN- MU dan KETAATAN kepada- Mu…

sumber: Mbak Bellina Rachman

Kau Perlu Tahu, Wahai Makkah

sengaja tak kubawa kau berlama di anganku wahai Makkah
agar aku sendiri yang mengusahakan dengan caraku
untuk dapat memijakkan dua kaki mulia di tanahmu yang suci
dua kaki milik ibu dan ayahku.

Tahukah kau Makkah tentang perasaanku
ketika melihat genang yang tertahan-tahan
dari pelupuk mata ibuku saat melihatmu
dari lukisan-lukisan dan pigora besar mewah
yang banyak terpasang megah di rumah tetangga

Kau tahukah Makkah? bahkan sekedar itu rumah kami tak punya. Continue reading Kau Perlu Tahu, Wahai Makkah